Oleh: Abdullah Zaen, Lc, MA
Khutbah Jum’at di Masjid Agung Darussalam Purbalingga, 11 Rabi’ul Awwal 1433 / 3 Januari 2011
KHUTBAH PERTAMA:
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”.
“يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً”.
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً”.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’ala dengan ketaqwaan yang sebenar-benarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam.
Jama’ah Jum’at yang semoga dimuliakan Allah…
Islam telah mengajarkan bahwa perbuatan dan perilaku kita di dunia ada konsekuensinya, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Ada penegakan hukum dan keadilan di dunia, sebagaimana ada penegakan hukum dan keadilan di akhirat. Walaupun realitanya antara keduanya ada perbedaan yang sangat jauh.
Pengadilan Allah ta’ala di padang mahsyar nanti amatlah dahsyat dan maha adil. Adapun pengadilan manusia di dunia seringkali jauh dari potret ideal keadilan.
Kaum muslimin dan muslimat yang kami hormati
Setiap apa yang kita lakukan sekecil apapun, pasti akan ditulis oleh para malaikat yang mulia. Perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak terlewatkan oleh pena para malaikat.
“مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ”
Artinya: “Tiada suatu ucapan yang dia ucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat yang selalu hadir”. QS. Qaf: 18.
“وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ، وَيَقُولُونَ: “يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا” وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا”.
Artinya: “Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar tercatat semuanya”. Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Rabbmu tidak menzalimi seorang jua pun”. QS. Al-Kahfi: 49.
Perbuatan kita bukan hanya dicatat, namun juga akan diganjar sesuai dengan kadar, kualitas dan jenis yang kita lakukan.
“فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ”.
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat debu, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat debu, niscaya dia pun akan melihat (balasan)nya”. QS. Az-Zalzalah: 7-8.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Bagaimanakah prosesi pertanggungjawaban kita di hadapan Allah ‘azza wa jalla kelak? Bagaimana pula gerangan pengadilan akhirat akan digelar?
Berikut sekelumit gambaran tentang kejadian mengerikan itu:
Kelak, setiap manusia akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah Yang Maha adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatannya. Tidak akan ditemani siapapun, walaupun ia orang terdekatnya sekalipun.
Setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti, tidak akan bisa menyewa pengacara, tidak pula didampingi keluarga, sanak saudara ataupun siapapun jua. Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong kita sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Setiap kita akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil, untuk mempertanggungjawabkan ucapan dan perbuatan kita.
“وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا“.
Artinya: “Pada hari kiamat, setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri”. QS Maryam [19]: 95.
Saat itu, mulut kita akan dibungkam dan dikunci rapat. Jikalau pada pengadilan dunia, lisan kita bisa berbicara, bersilat lidah, berkelit atau bahkan bisa berdusta, maka pada pengadilan akhirat nanti mulut ini akan terdiam, kelu dan tak bisa berucap, kendati hanya sepatah kata. Sebaliknya seluruh anggota tubuh kita dipersilahkan untuk bersaksi. Mata, telinga, tangan, kaki, bahkan kulit, semuanya berbicara membeberkan dan membuka apa yang pernah kita lakukan di dunia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ”.
Artinya: “Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia)”. QS. Yasin (36): 65.
Bahkan bumi tempat kita berpijak pun tidak ketinggalan untuk melaporkan kepada Allah jalla wa ‘ala tentang apa yang kita lakukan di atasnya.[1]
“يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا . بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا”.
Artinya: “Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya. Karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya”. QS. Az-Zalzalah (99): 4-5.
Keadilan hari itu akan dijunjung tinggi dan timbangan akan ditegakkan dengan sangat akurat. Tidak ada yang dapat berkelit, menyogok ataupun merubah keputusannya. Karena yang bertindak sebagai hakim di padang mahsyar nanti adalah Allah subhanahu wa ta’ala sendiri, Pencipta manusia dan alam semesta ini.
Tidak akan ada lagi sogok menyogok, beking membeking, ngeles mengeles, kongkalikong maupun pasal-pasal karet, yang dapat ditafsirkan semau sendiri. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut di hadapan kekuasaan dan keperkasaan Allah.
Selihai apapun manusia mempermainkan hukum di dunia, dan walaupun mereka sering lepas dari pengadilan dunia, mereka tak akan pernah bisa melepaskan diri dari jeratan hukuman di pengadilan akhirat. Di dunia boleh saja mereka bisa terhindar dari sel penjara. Namun, di akhirat mustahil mereka bisa lari dari hukuman dan azab Allah ‘azza wa jalla.
“وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا، وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا، وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ”
Artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit. Sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan”. QS. Al-Anbiya’: 47.
“يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ، لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ، لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ . الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ، لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ، إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ”
Artinya: “(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju mahsyar); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), “Kepunyaan siapakah kekuasaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang dilakukannya. Tidak ada yang dizalimi pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya”. QS. Ghofir (40): 16-17.
Di pengadilan dunia
Uang dapat membungkam
Ketenaran berkuasa untuk mengurangi tuntutan
Kepandaian lidah juga mampu untuk merubahNamun di pengadilan akhirat
Uang sudah tak mempan
Ketenaran laksana debu yang beterbangan
Bersilat lidah pun hanya angan-anganKarena mulut tlah terkunci
Tangan angkat bicara
Kaki bersaksi
Atas segala yang tlah terlaksana
Semua terkuak
Tak terlewatkan walau seberat debu punMaka,
Takutlah akan pengadilan akhirat…[2]
Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…
Pengadilan akhirat begitu menegangkan. Salah satu bekal utama yang kita bawa saat itu adalah amal salih yang kita tabung dan kumpulkan sedikit demi sedikit saat ini.
Adapun harta, jabatan, kedudukan, pangkat, keturunan, pengikut dan apapun yang dibanggakan di dunia ini, tidak akan berguna sama sekali saat itu.
“يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ”
Artinya: “Pada hari (akhirat) tidak akan bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih”. QS. Asy-Syua’râ’ (26): 88-89.
Sungguh beruntung orang-orang yang berat timbangannya, dan merugilah orang-orang yang ringan timbangannya.
“فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ . وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآَيَاتِنَا يَظْلِمُونَ”
Artinya: ”Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami”. QS. Al-A’raf [7]: 8-9.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِسُنَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH KEDUA:
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْأَرْبَابِ، وَمُسَبِّبِ الْأَسْبَابِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ الْعَزِيْزُ الْوَهَّابُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَفْضَلُ مَنْ قَامَ بِالدَّعْوَةِ وَالْاِحْتِسَابِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أُوْلِي الْبَصَائِرِ وَالْأَلْبَابِ، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الْمَآبِ.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Pada hari itu, banyak orang yang merugi. Namun, di antara mereka yang merugi itu, ada yang amat sangat merugi, yakni orang-orang yang bangkrut. Siapakah orang-orang tersebut? Mereka adalah para pelaku dosa yang berupa pelanggaran hak sesama manusia. Kezaliman terhadap orang lain. Mencaci, menyakiti, dan memakan atau mengkorupsi harta sesama.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟”. قَالُوا: “الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ”. فَقَالَ: “إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ؛ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ”.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut / jatuh pailit?”. Para sahabat menjawab, “Orang yang pailit di antara kami adalah orang yang tidak punya uang dan barang perniagaan…”.
Maka Nabi shallallahu’alaihiwasallam pun menimpali, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat, dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakat. Akan tetapi dia telah memaki orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.
Maka diambillah pahala amalannya dan diberikan kepada ini dan itu (yakni orang lain yang dia zalimi tersebut -pen). Apabila amal kebaikannya sudah habis, sedangkan tanggungan dosanya belum juga tuntas, maka dosa-dosa mereka akan dicampakkan kepadanya, lalu ia dimasukkan ke dalam neraka“. HR. Muslim.
Pada mulanya orang-orang tersebut merasa bangga dan takjub kepada dirinya, bahwa ia telah shalat, puasa, zakat, haji dan lainnya. Namun mereka lupa atau pura-pura lupa, bahwa dalam waktu yang sama mereka juga melakukan dosa-dosa sosial dan moral.
Amal kebaikan dan pahala yang dikumpulkannya dengan susah payah selama ini, harus terhapus dan habis untuk ‘membayar’ kejahatan yang dia lakukan. Bahkan juga masih harus menanggung dosa dari kesalahan yang diperbuat oleh orang-orang yang telah dizaliminya semasa di dunia!
Hadirin dan hadirat rahimakumullah
Jika itu adalah nasib mereka yang memiliki amal salih cukup banyak, namun menzalimi satu, dua, tiga orang, bagaimanakah gerangan nasib mereka yang amal salihnya pas-pasan, atau bahkan seringkali minus, namun mereka menzalimi dua ratus juta penduduk Indonesia, dengan mengkorupsi uang mereka!?
Andaikan orang-orang tersebut mau berfikir dan merenung…
هذا؛ وصلوا وسلموا –رحكم الله– على الصادق الأمين؛ كما أمركم بذلك مولاكم رب العالمين، فقال سبحانه: “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً”.
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة…
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 11 Rabi’ul Awwal 1433 / 3 Januari 2011